> RUMAH INFO DEWE: February 2018

Wednesday, February 28, 2018

RILIS PATCH 2.0 APLIKASI DAPODIK VERSI 2018.b


rumahinfodewe. Salam satu data. Sobat reken-rekan operator, Patch 2.0 Aplikasi Dapodikdasmen sudah bisa di downlod. Patch 2.0 dirilis dalam rangka menindaklanjuti laporan-laporan adanya bugs pada Aplikasi Dapodikdasmen versi 2018.b maupun setelah dirilis Patch 1.0 yang dapat menggangu kelancaran satuan pendidikan dalam melakukan pemutakhiran data semester 2 Tahun Ajaran 2017/2018, maka saat ini kembali dirilis PATCH 2.0. Adapun pembaruan dan perbaikan yang dilakukan pada Patch 2.0 adalah sebagai berikut: 
  • [Perbaikan] Perbaikan pada saat perubahan data Unit Usaha Kerjasama pada MoU Kerjasama 
  • [Perbaikan] Perbaikan pengaktifan kolom lintang dan bujur dapat diubah manual pada Peserta Didik 
  • [Perbaikan] Perbaikan pengaktifan kolom lintang dan bujur dapat diubah manual pada GTK 
  • [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat penambahan program/komptensi dilayani untuk SMA/SMK 
  • [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat perubahan data rombongan belajar 
  • [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat perubahan prasarana 
  • [Perbaikan] Perbaikan pada security aplikasi 

Untuk melakukan update/pembaruan Patch 2.0 rekan-rekan operator dapat dapat melakukan dengan cara sebagai berikut:
justify;">
1. Unduh dan Install Patch 2.0 (ukuran file 5,98 MB)

Bagi sekolah yang telah menggunakan Aplikasi Dapodikdasmen Versi 2018.b maupun yang telah melakukan PATCH 1.0 dapat melakukan pembaruan PATCH 2.0 secara manual, langkah-langkahnya sebagai berikut: 
  1. Unduh file PATCH 2.0 pada menu unduhan laman dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id
  2. Lakukan installasi sampai dengan selesai. 
  3. Lakukan refresh (Ctrl + F5). 

2. Pembaruan Online

Bagi sekolah yang telah menggunakan Aplikasi Dapodikdasmen Versi 2018.b maupun yang telah melakukan PATCH 1.0 juga dapat melakukan pembaruan PATCH 2.0 secara online, langkah-langkahnya sebagai berikut: 
  1. Pastikan komputer terkoneksi internet. 
  2. Silahkan login pada Aplikasi Dapodikdasmen Versi 2018.b 
  3. Masuk pada menu Pengaturan, Cek Pembaruan Aplikasi, klik pada tombol “Cek Pembaruan”. 
  4. Maka ditampilkan keterangan bahwa Pembaruan Tersedia. Pembaruan Tersedia (Patch 2.0) Apakah Anda ingin melanjutkan? (Pastikan tidak menutup jendela browser sebelum proses pembaruan selesai!) 
  5. Klik tombol “Lanjutkan”, maka sistem akan melakukan update pembaruan. 
  6. Setelah proses selesai, klik tombol “Muat ulang halaman sekarang”. 
  7. Jika diperlukan, lakukan refresh (Ctrl + F5). 

3. Installer Baru Versi 2018.b Patch 2.0 (ukuran file 62,2 MB)

Bagi pengguna yang masih menggunakan versi 2018.a silahkan lakukan install ulang terlebih dahulu. Installer sebelumnya telah diganti dengan installer yang baru sehingga dapat langsung terinstall versi 2018.b dengan versi Patch 2.0. Langkah-langkah yang disarankan adalah sebagai berikut: 
  1. Unduh INSTALLER Aplikasi Dappodikdasmen Versi 2018.b PATCH 2.0 pada menu unduhan laman dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id
  2. Uninstall Aplikasi Dapodikdasmen 
  3. Restart komputer 
  4. Hapus folder Dapodik di C:\Program Files 
  5. Lakukan installasi sampai dengan selesai. 
  6. Lakukan refresh (Ctrl + F5). 
  7. Lakukan proses registrasi dengan mengikuti petunjuk penggunaan Aplikasi Dapodikdasmen 2018.b. 

Link Alternatif Prefill Aplikasi Dapodik versi 2018.b Patch 2.0


Sekedar mengingatkan bagi rekan-rekan operator pada saat registrasi offline pada Aplikasi Dapodikdasmen DILARANG MENGGUNAKAN PREFILL LAMA. Gunakan prefill dengan MENGUNDUH PREFILL BARU setiap akan melakukan registrasi. penggunaan prefill lama dapat menyebabkan data-data menjadi berganda.

Demikian informasi yang dapat saya bagikan kepada rekan-rekan operator, semoga bermanfaat. Selamat bekerja dan Salam satu data.

Tuesday, February 27, 2018

Mengatasi Pesan 503 Service Unavailable Saat Browsing Internet


rumahinfodewe. Mengatasi pesan 503 service unavailable saat browsing internet ini sebenarnya paling sering dijumpai bagi para pengguna internet. Sebenarnya pesan tersebut (503 service unavailable) merupakan kode khusus masalah koneksi status HTTP. Hal tersebut merupakan kode error tertentu yang dapat kita jumpai pada saat browsing internet. Penamaan kode tersebut merupakan penting untuk diketahui sekaligus sebagai nama kasus yang dapat dikenali. Error 503 Service Unavailable adalah status kode HTTP yang berarti layanan server situs web tersebut tidak tersedia untuk saat ini atau sementara waktu.

Pesan error 503 dapat disesuaikan oleh situs yang bersangkutan , atau perangkat lunak server yang memunculkan hal tersebut, sehingga anda mungkin melihat error tersebut bisa bervariasi.

Contoh Tipe Error 503 Yang Biasa Anda Lihat :

  • 503 Service Unavailable 
  • 503 Service Temporarily Unavailable 
  • Http/1.1 Service Unavailable 
  • HTTP Server Error 503 
  • Service Unavailable - DNS Failure 
  • 503 Error 
  • HTTP 503 
  • HTTP Error 503 
  • Error 503 Service Unavailable 

Error 503 Service Unavailable dapat muncul di semua browser apapun dalam semua sistem operasi, termasuk Windows 10 dan OS sebelumnya seperti Windows XP, MacOS, Linux, dll .... bahkan smartphone atau komputer non-tradisional lainnya. Jika anda memiliki akses internet, maka anda akan bisa melihat 503 dalam
situasi tertentu, dan akan ditampilkan di dalam jendela browser. 

Browser yang menjadi langganan error 503 

Hampir semua browser dipastikan mendapat kunjungan pesan error 503 ini betapapun stabil koneksi manakala terdapat kondisi internet tidak menentu bisa jadi akan didatangi pesan error 503. Browser yang menjadi langganan error 503 yang dimaksud seperti berikut: 

  • Google Chrome 
  • Mozilla Firefox 
  • Internet Explorer 
  • Safari 
  • Opera 

Pada perangkat mobile hal pesan error 503 bisa juga terjadi karena faktor yang sama yaitu browser yang digunakan. Jadi masalahnya akan tetap sama hanya saja solusi sedikit berbeda. 

Penyebab Utama Error 503 

Jika ingin mengetahui penyebab utama munculnya pesan error 503 tersebut dikarenakan adanya faktor masalah jaringan internet yang sedang bermasalah atau juga masalah server website yang digunakan sedang dalam masalah perbaikan. Server yang dimaksud bermasalah seperti hosting yang aktif dipakai pada website anda. Saran gunakan server hosting yang cepat dan jarang maintenance silahkan anda telusuri hosting yang dimaksud. Namun perlu diingat tidak ada hosting yang sempurna tetapi ada hosting mendekati sempurna. Sebagian besar hal yang menyebabkan error 503 terjadi karena server terlalu sibuk atau karena ada maintenance yang sedang dilakukan di situs tersebut.

Catatan: Situs yang menggunakan Microsoft IIS dapat memberikan informasi yang lebih spesifik tentang penyebab dari error 503 Service Unavailable dengan suffixing nomor setelah 503, seperti dalam HTTP Error 503,2 - Service Unavailable, yang berarti batas permintaan sudah terlampau batas. 

Bagaimana Cara Menangani Error 503 Service Unavailable

503 Service Unavailable adalah suatu kesalahan yang berada di pihak server, yang berarti masalahnya biasanya berhubungan dengan server situs web tersebut. Ada kemungkinan jiga bahwa komputer anda memiliki beberapa jenis masalah yang menyebabkan error 503 Service Unavailable tapi itu biasanya jarang terjadi. 

Terlepas dari itu, ada beberapa hal yang perlu anda coba sebagai berikut:

1. Coba lagi akses URL di address bar dengan mengklik ulang / tombol refresh atau menekan F5. Meskipun pada error 503 Service Unavailable yang berarti ada kesalahan pada server, ini mungkin hanya untuk sementara. Kadang - kadang jika kita mengakses ulang lagi maka akan nampak bekerja kembali.

2. Restart router dan modem, dan kemudian komputer atau perangkat, terutama jika anda melihat error semacam "Service Unavailable - DNS Failure". Walaupun kebanyakan error 503 yang kemungkinan terjadi karena kesalahan dari situs yang anda kunjungi, terkadang mungkin bisa juga ada masalah dengan konfigurasi DNS server pada router atau komputer anda, jadi sederhana saja cukup restart kedua perangkat tersebut kemungkinan akan kembali normal.

3. Pilihan lain adalah menghubungi website tersebut langsung untuk meminta bantuan. Ada kesempatan baik untuk memberitahukan kepada administrator situs tersebut tentang error 503 yang terjadi supaya mereka bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

4. Coba kunjungi kembali lagi nanti. Error 503 Service Unavailable adalah pesan error yang umum pada situs yang sangat populer ketika terjadi pelonjakan trafik kunjungan yang sangat tinggi sedang melanda server tersebut. Setelah semakin banyak pengunjung meninggalkan situs web tersebut, kemungkinan beban server sudah menurun sehingga kesuksesan anda mengakses ulang meningkat. 

Kesimpulan Kasus Error 503 Service Unavailable 

Ada dua kesimpulan masalah error 503 ini yaitu hanya dengan melakukan refresh browser yang dipakai seperti menekan tombol F5 (apapun browsernya) dan untuk kasus hampir semua akses internet di kantor atau di rumah muncul pesan error 503 service unavailable percalah itu hanya sementara saja dan tunggu beberapa waktu. Namun jika terlalu lama ada baiknya mengganti DNS adalah alternatif terbaik yang harus dilakukan.

Demikian artikel tentang Mengatasi Pesan 503 Service Unavailable Saat Browsing Internet. Semoga bermanfaat untuk anda, selamat mencoba dan semoga berhasil.

Sunday, February 25, 2018

Link Alternatif Aplikasi Absensi Online DHGTK 2018

rumahinfodewe. Salam satu data sahabat operator di seluruh Indonesia, Daftar Hadir Guru dan Tenaga Kependidikan (DHGTK) merupakan aplikasi absensi berbasis online yang digunakan sebagai daftar hadir guru dan tenaga kependidikan yang pada akhirnya akan dituangkan dalam petunjuk teknis tunjangan profesi guru. DHGTK ini dirancang untuk mempercepat proses pembayaran tunjangan profesi guru, dasar atau persyaratan untuk dapat menerima tunjangan profesi sesuai Pasal 15 PP Nomor 19 tahun 2017. 

Semua persyaratan pada pasal tersebut dapat dipenuhi dari dapodik, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK ) No 50 tahun 2017 sebagaimana diubah dengan PMK 112/PMK.07/2017 tentang pengelolaan
transfer ke daerah dan dana desa yang menyatakan bahwa penyaluran tunjangan profesi paling lambat 7 hari setelah uang masuk ke Kas Daerah(KASDA) dan SKTP terbit harus dibayarkan kepada guru, sehingga tidak ada alasan memperlambat penyaluran dengan meminta dokumen/berkas dalam bentuk apapun yang terkait dengan penyaluran tunjangan kepada guru-guru lagi. 

Aplikasi absensi DHGTK merupakan aplikasi berbasis online yang akan digunakan oleh semua sekolah. Untuk bisa masuk dan mengisi absensi online, GTK daharuskan untuk masuk dengan sebuah alamat link resmi aplikasi DHGTK. Dalam buku panduan aplikasi DHGTK sekolah, terdapat 2 (dua) alamat link yang bisa digunakan untuk mengakses aplikasi DHGTK ini.

Laman DHGTK yang digunakan adalah sebagai berikut : 


Link Alternatif Aplikasi Absensi Online DHGTK 2018 

Jika Bapak/Ibu guru menemui permasalahan dimana sangat sulit untuk mengakses ke 2(dua) alamat link di atas, maka altenatif pemecah permasalahan tersebut adalah mencari alamat link alternatif yang bisa digunakan untuk mengakses Aplikasi Absensi Online DHGTK 2018.

Berikut saya bagikan beberapa Link Alternatif Login DHGTK 2018 (Daftar Hadir Guru Online) yang bisa bapak ibu guru coba gunakan untuk mengakses aplikasi tersebut : 

Demikian artikel mengenai Link Alternatif Aplikasi Absensi Online DHGTK 2018. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Friday, February 23, 2018

Cara Mengisi Lintang Bujur GTK dan Siswa di Aplikasi Dapodik 2018b

rumahinfodewe. Salam satu data bagi ekan-rekan operator semua dimana pun anda berada. admin kali ini akan membagikan panduan untuk cara mengisi Lintang dan Bujur di Aplikasi Dapodik 2018b, pengisian Lintang dan Bujur untuk PTK dan Siswa pada Aplikasi Dapodik 2018. Penambahan pengisian kolom lintang dan bujur pada peserta didik bertujuan untuk mengukur jarak tempuh tempat tinggal peserta didik dengan sekolah dan untuk mengakomodir kebijakan zonasi pada aturan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) sesuai Peraturan Menteri Pendidikan No. 17 Tahun 2017. Prosedur pengisian lintang dan bujur pada peserta didik adalah sebagai berikut: 

  1. Login ke Aplikasi Dapodik 2018b 
justify;"> Pilih GTK atau Peserta Didik yang akan diisi, 
  • Klik tombol Ubah. setelah itu gulir ke bawah, dan cari lintang dan bujur, nah.. pas di bawahnya ada menu warna biru yaitu Buka Peta Koordinat, Klik menu tersebut.
  • Setelah klik Peta koordinat tersebut, maka akan tampil Jendela Google Maps,
     
  • Setelah itu kita cari lokasi tempat tinggal atau rumah GTK atau peserta didik tersebut. 
  • Untuk mempermudah lokasi pencarian GTK atau PD maka sebaiknya gunakan opsi Pencarian ada paling atas jendela Google Maps nya, isi kolom Cari Lokasi lalu tekan Enter. Pilih titik koordinat yang diinginkan,
  • lalu klik Pilih Koordinat dan klik Simpan & Tutup jendela.
  • Selesai 
  • Demikian bapak ibu operator, penjelasan singkat tentang panduan atau cara Mengisi Lintang dan Bujur di Aplikasi Dapodik 2018b . smoga artikle ini bermanfaat bagi rekan-rekan operator semua.

    Cara Mengatasi Error Pada Aplikasi Dapodik 2018b

    rumahinfodewe. Selamat pagi, siang atau juga malam sahabat operator di seluruh Indonesia, Bagi rekan-rekan operator yang masih mengalami Eror pada Aplikasi Dapodik 2018b, contohnya seperti Localhost:5774 tidak bisa di buka, Localhost:5774 Eror, Tidak terhubung dengan internet, Eror " Tidak Terhubung Dengan Database #2 " Dapodik 2018b , We are sorry , but something terribly wrong " dan sebagainya, Sekarang rekan-rekan operator tidak perlu kuatir lagi.

    Mengapa..? Karena sekarang sudah rilis PATCH 1.0 Aplikasi Dapodik 2018b, Sehingga Patch 1.0 ini akan membantu Mengatasi Eror pada Dapodik 2018b bapak/ibu. Silahkan rekan-rekan semua bisa langsung download Pada website resmi nya yaitu : http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id.

    href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq3pkIvlw874O-ycAlvoJd8EIowwN7YNaaEb8wIGRMC5q9t4z7RgPpAR5ZjCxgywsI-2DgmgkYTgMmZef8pGDgxD7FaNL2ZX_AEKyW0nUhdAvYEpSWD_W6bj-tcGme6NHO87dN6WX-AHM/s1600/Cara+Mengatasi+Error+Pada+Aplikasi+Dapodik+2018b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">

    Sehingga bapak ibu operator tidak lagi bingung dan galau hehehe.., juga tidak perlu instal ulang lagi dapodik 2018b nya, karena dengan patch 1.0 ini insya Allah akan bisa di atasi permasalahan bapak/ibu, Inilah Informasi Singkat mengenai Patch 1.0 Dapodik 2018b.

    Menindaklanjuti adanya laporan-laporan tersebut, tim pengembang telah melakukan perbaikan bugs pada aplikasi dan saat ini rilis dalam bentuk aplikasi PATCH 1.0 untuk aplikasi Dapodikdasmen 2018. Kami sangat meng-apreasikan peran aktif dari para Operator Dapodik yang telah melaporkan temuan-temuannya, dimana laporan ini sangat berharga dan dibutuhkan oleh tim pengembangdalam melakukan pempelajaran Aplikasi Dapodikdasmen. 

    Adapun Pembaharuan dan perbaikan yang dilakukan pada Patch 1.0 adalah berikut ini :

    • [Pembaruan] Penambahan tampilan info jumlah agregat pada beranda
    • [Perbaikan] Perbaikan security Aplikasi
    • [Perbaikan] Perbaikan bugs ketika menambah prasarana
    • [Perbaikan] Perbaikan Bugs ketika Ubah rombongan belajar
    • [Perbaikan] Perbaikan pengisian kelompok mata pelajaran wajib ( Tambahan )

    Semoga Artikel ini bermanfaat buat rekan-rekan operator semua. Selamat mencoba semoga berhasil.

    Thursday, February 22, 2018

    Membudayakan Literasi Dalam Keluarga

    rumahinfodewe. Apa itu Literasi? Literasi erat kaitannya dengan keberaksaraan, yaitu membaca dan menulis. Membudayakan Literasi sangatlah penting bagi generasi anak cucu kita. Hal ini sangat beralasan, dikarenakan masih rendahnya budaya literasi masyarakat Indonesia. Data Statistik UNESCO tahun 2012 menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa dari seribu penduduk hanya satu orang yang memiliki minat membaca yang tinggi. Berpijak pada hal tersebut di atas maka pemerintah melalui Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud meluncurkan suatu program yang dinamakan “Gerakan Literasi Bangsa” atau GLB. GLB dirancang oleh pemerintah dimaksudkan untuk menumbuhkan dan membiasakan anak-anak Indonesia gemas membaca dan menulis. Maksud dan tujuan dari gerakan ini adalah untuk membentuk karakter anak dengan pembiasaan membaca dan menulis sejak dini, serta untuk menumbuhkan budi pekerti anak melalui budaya literasi.

    Membudayakan atau membiasakan membaca dan menulis itu tidak mudah, diperlukan proses yang panjang jika dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut memang belum ada atau belum terbentuk.Oleh karena itu budaya membaca dan menulis harus dijadikan sebagai kebutuhan hidup masyarakat dan bangsa. Darimanakah gerakan budaya literasi ini dimulai? Untuk membudayakan literasi seharusnya diawali dari lingkungan terkecil yaitu lingkungan keluarga. Orang tua harus menjadi motor penggerak pertama dan utama dalam membudayakan literasi di rumah bagi anak-anaknya. Untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis di lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

    1. Membangun Komitmen bersama

    Orang tua seharusnya mengajak anak-anaknya membangun sebuah komitmen bersama untuk membiasakan aktivitas membaca dan menulis pada waktu-waktu tertentu di rumah secara bersama-sama. Sebagai contoh misalnya, 25 menit setelah sholat magrib anak-anak diajak membaca buku-buku yang mereka senangi, bisa buku cerita, buku agama, karya fiksi, nonfiksi atau bacaan yang lainnya secara bersama-sama. Konitmen ini harus disepakati, dimulai dan dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan.

    2. Melakukan secara konsisten dan kontinyu

    Apabila komitmen untuk memulai membaca dan menulis sudah terbangun dengan baik, maka hal penting selanjutnya yang harus dilakukan adalah melaksanakan kegiatan tersebut secara konsisten dan kontinyu. Konsisten ini sangat penting karena apabila kegiatan membaca dan menulis dilakukan secara konsisten dan kontinyu maka
    dapat menumbuhkan kebiasaan positif terhadap aktivitas membaca dan menulis bagi anak.

    3. Menciptakan lingkungan yang kondusif

    Untuk mendukung tumbuhnya budaya literasi dilingkungan keluarga, orang tua harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak. Cara yang dapat dilakukan antara lain dengan menyediakan “Ruang Baca Keluarga” atau perpustakaan keluarga. Berbagai macam bacaan yang menarik bagi anak seperti: komik, buku cerita, kamus, koran, majalah, buku agama, karya fiksi/nonfiksi, maupun buku-buku lainnya yang dapat mendukung motivasi membaca dan menulis perlu disediakan di Perpustakaan Keluarga/Ruang Baca Keluarga. Kenyamanan ruang baca keluarga juga harus diupayakan agar anak menjadi betah menikmati kegiatan menbaca dan menulis, misalnya dengan melengkapinya dengan audio music.

    4. Mempraktekkan kegiatan membaca dan menulis secara bertahap.

    Keterampilan membaca dan menulis anak harus selalu dilatih, diasah, dan dipraktekkan secara bertahap. Oleh karena itu setelah tumbuh budaya membaca dan menulis di keluarga, anak-anak perlu diajak untuk membiasakan diri menuangkan ide atau gagasannya baik secara lisan maupun tulisan. Penyampaian ide secara lisan dapat membantu anak melatih keterampilan berbicara, sedangkan penyampaian ide secara tertulis akan melatih keterampilan anak dalam menulis.


    Untuk mensukseskan gerakan literasi dalam keluarga orang tua harus meluangkan waktu dan memberikan perhatian dalam membimbing mereka agar berhasil dalam membaca dan menulis dengan baik. Berikut cara/tips bagi orang tua dalam membantu anaknya agar menjadi pembaca dan penulis yang efektif:

    1. Luangkan waktu untuk membacakan buku bagi anak.

    Penelitian mengungkapkan bahwa dengan membacakan dengan suara lantang secara rutin kepada anak, akanmenghasilkan perkembangan yang signifikan terhadap pemahaman membaca, kosa kata, serta pemenggalan kata. Cara ini juga dapat membuat anak berkeinginan untuk membaca dengan sendirinya.

    2. Kenalkan anak dengan berbagai buku bacaan

    Rayu dan bujukalah anak untuk selalu membaca dengan mengoleksi buku-buku bacaan yang menarik sesuai dengan umur dan kegemaran mereka. Letakkanlah buku-buku bacaan di mobil, tempat tidur, serta ruang keluarga, agar anak dengan mudah memperoleh bahan bacaan ketika berada di tempat tersebut.

    3. Buatkan jadwal literasi keluarga

    Sediakan waktu setiap hari antara 15-30 menit untuk seluruh anggota keluarga melakukan aktivitas membaca. Dengan melihat orang tua membaca akan membuat anak-anak juga ikut membaca. Cara ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi membaca bagi mereka

    4. Berikan perhatian dan dukungan pada berbagai aktivitas membaca anak

    Jadikanlah kegiatan membaca dan menulis bagian dari kehidupan anak-anak kita. Biarkan mereka membaca apa saja, walaupun hanya sekedar membaca menu masakan, rambu-rambu jalan, petunjuk pada mainan, acara televisi, ramalan cuaca, maupun informasi-informasi prakatis lainnya. Pastikan juga mereka selalu memiliki bacaan untuk waktu luang mereka, misalnya ketika sedang dalam perjalanan, ketika sedang antri menunggu giliran saat pergi ke dokter, atau pada kesempatan yang lainnnya.

    5. Perlihatkan antusias kita saat anak membaca buku bacaannya

    Reaksi kita memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seberapa tinggi motivasi mereka untuk berusaha menjadi pembaca dan penulis yang baik. Upayakan selalu memberikan pujian yang tulus atas usaha keras mereka. Jika perlu berikanlah reward kepada mereka berupa hadiah atas aktivitas mereka dalam membaca dan menulis. Hal ini akan memberikan motivasi tersendiri bagi anak untuk lebih gemar membaca dan mencintai buku.

    6. Berikan kesempatan kepada anak untuk menuangkan ide melalui tulisan

    Untuk melatih keterampilan anak dalam menulis, berikanlah kesempatan kepada anak untuk menuliskan ide dan gagasannya secara tertulis. Cara ini dapat mengasah keterampilan dan kemampuan anak dalam menulis. Hal sederhana dan mudah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan motivasi dan kesempatan kepada anak untuk selalu membuat resum dari buka bacaan yang telah dibacanya

    7. Pakailah cara yang bervariasi

    Untuk membantu anak dalam mengembangkan kemampuan membaca dan menulis, gunakanlah buku-buku pedoman, program computer, serta materi-materi lain yang tersedia di toko. Permainan merupakan pillihan yang baik, karena cara ini dapat membantu anak mengembangkan kemampuan membaca mereka dengan menyenangkan karena sambil bermain

    8. Ajaklah anak-anak berkunjung ke Perpustakaan atau Toko Buku

    Membiasakan anak pergi ke perpustakaan atau ke toko buku akan dapat mengkondisikan anak untuk menyukai berbagaii jenis buku, dan bisa menciptakan suasana membaca yang menyenangkan bagi anak. Ketika ingin membelikan buku anak, berikan kesempatan kepada mereka untuk memilih sendiri buku-buku yang disukainya sesuai dengan kegemaran dan minatnya. Tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran kita. Jangan sampai anak sudah terlanjur memilih buku, kita tidak dapat membelikannya. Hal ini dapat mengakibatkan kekecewaan bagi anak.

    Baca Juga :

    Pembiasaan budaya membaca dan menulis akan sangat efektif apabila dimulai sejak dini dari lingkungan keluarga. Upaya untuk mengitegrasikan budaya membaca dan menulis di lingkungan keluarga akan sangat membantu proses belajar anak di sekolah maupun di masyarakat. Dengan demikian, keluarga menjadi salah satu pilar yang efektif bagi keberhasilan “Gerakan Literasi Bangsa” yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka menyiapkan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berbudi pekerti.

    Sinergi Positif PAUD dengan Jenjang Sekolah Dasar

    rumahinfodewe. Anak merupakan karunia dan rahmat Tuhan, dan merupakan amanah yang diberikan kepada orang tua. Mereka memerlukan bimbingan, pelatihan atau pembiasaan serta pendidikan yang harus diperkenalkan sejak dini hingga akhirnya melekat dalam kepribadian dan kehidupannya sehari-hari. Sebelum menapak pada jenjang Sekolah Dasar(SD), Pendidikan anak usia dini(PAUD) memegang peranan sangat penting. Keberhasilannya tak bisa terlepas dari menjadikan anak sebagai focus keberadaan kurikulum dan sekolah. 

    Anak yang baik dan berbakti tidak terbentuk secara spontan, tetapi harus diwarnai dengan pendidikan yang baik oleh orang tuanya di rumah, oleh gurunya di skeolah dan lingkungannya. Pendidikan yang linier antara keluarga, sekolah dan masyarakat sangat membantu menuju terbentuknya pribadi yang baik, disiplin serta bertanggung jawab. 

    Rumah menjadi sekolah pertama bagi anak. Di rumahlah pertama kali mereka mengenal dunia, mengenal benda atau mengenal kata. Selain itu, mereka juga mengenal tingkah laku orang-orang terdekat dan menyayanginya. Sehingga sangat penting sekali memperhatikan pendidikan anak-anak di rumah. 

    Orang tua hendaklah menjadi contoh yang baik bagi anak dan tokoh panutan yang baik bagi mereka. Berperilaku yang baik serta memberi contoh tindak tanduk yang baik dalam segala hal diantaranya ucapan, tingkah laku, sikap dan tata krama yang baik. Orang tua harus selalu berusaha untuk menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak, yang juga diharapkan tidak mendidik anak secara otoriter. Dalam hal ini orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk, mengembangkan kepribadian serta pola pikir anak. 

    Filososfi Inggris John Locke(1632-1704) meyakini bahwa pengalaman dan pendidikan bagi anak merupakan factor penting yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat selembar kertas yang putih dan bersih. Pengalaman yang didapati anak melalui penginderaannya akan menentukan apa yang akan dipelajarinya. Konsekuensinya akan nampak pada apa yang diperagakan anak dalam tingkah lakunya. 

    Selembar kertas yang putih bersih itu menunjukkan bahwa ketika anak lahir tidak ada sifat genetic yang dibawa. Anal lahir tanpa adanya predisposisi. Dalam perkembangan anak, yang paling mewarnai adalah pengaruh lingkungannya. Konsep kertas putih itu juga memiliki implikasi dalam pendidikan dan pengajaran. Tugas orang tua untuk memberi warna. Anak akan belajar apa yang diajarkan kepadanya. Atau anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain. 

    Pada fase selanjutnya, dengan semakin meningkatnya usia dan tingkat kematangan, orang tua akan mulai melirik lembaga pendidikan ditingkat pra Taman Kanak-kanak(PAUD). Suatu sekolah akan menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia 4-5 tahun, programnya disebut kindergarten.

    Pemerintah telah mengakomodasi pendidikan pra sekolah dengan peraturan pemerintah (PP) Nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan pra sekolah. Bab I Pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Taman Kanak-kanan (TK) adalah salah satu pendidikan pra sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak berusia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Lebih lanjut dijelsakan
    bahwa satuan pendidikan pra sekolah meliputi Taman Kanak-kanan, kelompok bermain dan penitipan anak. Taman kanak-kanak adalah jalur pendidikan sekolah sedang kelompok bermain dan penitipan anak adalah jalur pendidikan luar sekoah. 

    Hal ini menunjukkan bahawa pemerintah menganggap betapa pentingnya pembinaan generasi secara menyeluruh. Artinya masa pras ekolah (3-6 tahun) merupakan pengalaman awal yang akan memberikan kualitas bangsa di masa yang akan datang. Maka penyusunan kurikulum yang adaptif dan adoptif pun dilakukan secara cermat dengan melibatkan ahli pendidikan, psikologi, guru, penyelenggara dan pengelola pendidikan sekolaj maupun luar sekolah khususnya yang amat berkaitan erat dengan pra sekolah. 

    Dalam Undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional(SISDIKNAS), pasal 12 ayat (2) menyebutkan “ Selain jenjang pendidikan sebagaimana termaktub pada ayat (1) dapat diselenggarakan pendidikan pra sekolah. Adapun pengertiannya adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dana keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup. 


    PAUD sebagai Proses Kehidupan 

    Untuk penyelenggaraan pendidikan pra sekolah ini, seyogiyannya lebih menekankan pada anak didik dan minat anak dari pada pelajarannya sendiri. John Dewey, salah satu tokoh filsafat dan pendidikan berpengaruh di Amerika, child centered curriculum (kurikulum sekolah yang memfokuskan pada anak) dan child centered school (sekolah yang memfokuskan pada anak). Dua istilah di atas menggagas penekanan pendidikan pras sekolah (PAUD) sebaiknya mempersiapakan anak untuk dapat menghadapi kehidupan masa kini, bukan kehidupan yang akan datang yang belum jelas. 

    Dalam buku My Pedagogical Creed, Dewey mengungkap pendidikan adalah proses dari kehidupan. Di dalam pembelajaran, anak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, yang tercermin dalam kegiatan, lari, lompat, serta segala kegiatan lainnya. Dalam kegiatan yang kelihatannya tidak ada kaitan dengan proses pembelajaran ini, sebenarnya tersirat satu rangkaian yang erat dengan upaya anak untuk menemukan minatnya dalam bidang yang lain. Dari satu fase pembelajaran dasar ini nantinya akan berkembang kala anak menggunakan berbagai macam alat atau obyek lain. 

    Sedangkan untuk mengetahui minat yang berkaitan dengan intelektual, dapat dilatihkan pada anak pra sekolah dengan menyelesaikan masalah, menemukan hal baru, menggambarkan atau menjelaskan bagaimana suatu hal berlangsung. Minat yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat social dinyatakan dengan bagaimana seorang anak melakukan hubunga interpersonal. 

    Pentingnya pendidikan pra sekolah juga diungkap oleh Maria Montessori(1870-1952), adalah seorang dokter dan antropolog italia yang ternama. Montessori menganggap perkembangan anak usia dini adalah satu proses yang berkesinambungan. Ia menganggap pendidikan yang dilakukan manusia di semua jenjang sebagai aktivitas diri, kemandirian dan pengarahan diri. Persepsi anak terhadap dunia yang dilihatnya adalah dasar melaksanakan praktik pendidikan. 

    Pada pendidikan anak usia dini. Lebih baik seluruh indera dilatih untuk dapat menemukan hal-hal yang bersifat ilmu pengetahuan. Maka dari itu perlu dirancang berbagai macam materi yang memungkinkan indera anak dapat dikembangkan. Guru harus mengoptimalkan penggunaan alat yang memungkinkan seorang mengoreksi diri, anak akan menjadi sadar terhadap berbagai macam rangsangan yang kemudian diorganisasikan dan dikelola seiring proses perkembangan penalaran dan pikirannya. 

    Lebih konkritnya, bila anak belajar tentang suara melaluai pendengaran, perlu dibarengi dengan ide merancang alat yang berupa kumpulan suatu kotak. Semua kotak berukuran sama, tetapi masing-masing berisi benda yag berbeda. Sehinggga pada saat digoyangkan akan mengeluarkaan suara yang tidak sama. Lebih jauh, hal ini akan merangsang anak untuk ingin tahu. Awalnya, anak akan ingin tahu lebih jauh penyebabnya. Maka dengan sendirinya, rasa tertarik inilah yang akan menyemangatinya untuk belajar. Disinilah, guru masuk dalam proses pembelajaran dengan memberikan penjelasan-penjelasan yang riil dan sederhana tentang penyebab perbedaan bunyi suara yang dihasilkan antara kotak satu dengan kotak yang lainnya. 

    Untuk memaksimalkan pembelajaran, seharusnya juga dimaksimalkan fungsi penglihatan, penciuman, juga pengecap serta perabaan. Tentu guru harus kreatif dengan menemukan atau menggunakan alat-alat sederhana yang bisa merangsang anak untuk ingin tahu, selanjutnya akan mau belajar lebih jauh dari pengalaman sederhana yang telah didapatkannya. 

    Bermain, dan pendidikan jasmani yang mengembangkan otot, berkebun serta belajar tentang alam hendaknya menjadi prioritas utama dalam pendidikan anak usia dini. Membaca dan menulis, menurut Montessori, idealnya dilakukan bersamaan. Usia emas untuk itu adalah ketika anak berusia 2-6 tahun. Karena masa itu adalah masa sensitive untuk belajar membaca. 


    Sensitifitas Orang Tua Terhadap PAUD 

    Orang tua kini kian menyadari arti penting pendidikan anak usia dini atau pra sekolah. Kedekatan orang tua dan anak menjadi satu kebutuhan mutlak untuk mengaitkan anak dengan lingkungannya, teman sebaya atau guru. Anak yang mendapat perlakuan yang tidak tepat atau bahkan telah mengalami kekerasan menjadi sosok yang akan “sakit” dalam upaya memaksimalkan PAUD. 

    Kebersamaan dan pantauan orang tua, akan menjadi suksesnya PAUD. Orang tua juga harus dapat memposisikan sebagai guru. Karena dalam kesehariannya, durasi kebersamaan mereka lebih banyak dibandingkan dengan gurunya. Minat anak dapat dilihat dari situasi di sekitar kehidupan kita. Tidak ketinggalan pihak-pihak yang bergerak murni di bidang usaha juga andil bagian dengan berupaya memperkaya khasanah dan tambahan “materi belajar” untuk PAUD. Ceramah-ceramah atau pun kursus tentang bagaimana mendidik anak dengan sukses sering ditawarkan melalui media massa. 

    Acara TV kerap kali mengundang anak ataupun orang tua dengan beragam tayangan yang bersifat mendidik. Dalam hal ini, orang tua harus lebih berhati-hati mendampingi anak dan dapat memilih dan memilih acara tayangan tersebut. Karena tak jarang banyak pengemasan acara TV saat ini yang sebenarnya berorientasi uang semata namun bungkus acara dan pembawa acaranya melibatkan anak-anak. Terkadang hingga tersaji penayangan anak yang sebenarnya kurang mendidik.

    Baca Juga :

    Perusahaan permainan pun mengendus satu pangsa pasar yang prospektif terhadap meraknya isu semakin berkembangnya pendidikan anak usia dini. Mereka berlomba-lomba menjajakn produk alat permainannya dengan harga yang cukup mahal. Para pengusaha paham betul bahwa para orang tua tak akan menolak permintaan anaknya, walaupun kadang alat permainan tersebut miskin kandungan nilai edukatifnya. Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak usia dini, kadang harus dikalahkan oleh masalah ekonomi(komersial). Untuk mengahadapinya, orang tua dituntut lebih bersifat selektif dan bijaksana. Sehingga anak tidak akan menjadai korban. 

    Dari uraian di atas dapat kta tarik kesimpulan bahwasanya ada keterkaitan sinergi positif dalam penanganan anak usia dini (PAUD) sebelum mereka memasuki jenjang pendidikan di sekolah dasar (SD). Pada kenyataannya, pematangan yang proporsional dalam bimbingan, pendidikan, pengajaran, serta pembiasaan di jenjang Pra TK ataupun TK akan berdampak positif pada kelanjutan pendidikan anak. Ada asumsi hal ini akan terus berlanjut saat anak mengenyam pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (jenjang SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi).

    Peran Guru Dalam Pembelajaran Konstekstual

    rumahinfodewe. Ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah bukan semata-mata kebodohan murid, tetapi hal ini bisa disebabkan karena kurangnya guru dalam memanfaatkan berbagai macam metode atau bahkan kurang mengikuti berbagai macam inovasi penigkatan kualitas pembelajaran dalam usaha peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Selama ini, kita akui atau tidak, pembelajaran di kelas 75%, menggunakan metode ceramah(penjelasn materi atau hafalan-hafalan saja), dibandingkan dengan praktek. Terbukti pola ini, tidak berhasil karena siswa hanya dibekali kemampuan koqnitif saja, padahal pembelajaran kita, harusnya membekali anak mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi ketika mereka terjun di masyarakat dengan ilmu yang mereka dapat dari sekolah. Hendaknya dalam sistem pembelajaran, kita menggunakan azas: “Learn ti know,(belajar mengetahui), Learn to do(belajar untuk melakukan), dan Learn to be(belajar untuk memahami diri). Atau dengan kata lain dalam pembelajaran hendaknya kita memadukan Ability, Skill, dan Knowledge. 

    Proses belajara sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Ada istilah “what I see I am forget”, what I listen I remember, dan what I do I understand. Mempelajari bukanlah menelan semuanya, untuk mengingat apa yang telah diajarkan. Siswa harus bisa mengolah atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak para siswanya, karena mereka asendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu-kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan dan barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lalu proses belajra yang sesungguhnya tidak akan terjadi. 

    Lebih lanjut, belajar bukanlah kegiatan sekali tembak. Proses belajar berlangsung kontinu atau terus menerus. Belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang hendak dipelajari, jauh sebelum memahaminya. Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan hanya sekedar pengulangan atau hafalan. Sebagai contoh pelajaran Matematika biasa diajarkan dengan media yag konkret, melalui buku-buku latihan, dan dengan penerapan dalam kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing cara dalam menyajikan konsep akan menentukan pemahaman siswa. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana kedekatan itu berlangsung. Jika ini terjadi pada peserta didik, dia akan merasakan sedikit keterlibatan mental. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pembelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya (kecuali mungkin nilai yang akan siswa peroleh). Ketika kegiatan belajar birsifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. 
    justify;">
    Berdasarkan pada uraian di atas, seorang guru hendaknya selalu mengikuti inovasi pembelajaran, dalam usaha meningkatkan kualitas pengajarannya dan menigkatkan prestasi belajar siswanya. Guru yang kaya akan metode pengajaran serat mampu melaksankannya dalam arti tidak meonoton, akan mendorong motivasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang guru bisa guanakan dalan pembelajaran di dalam kelas adalah Model Pembelajaran Kontekstual. 

    Peran guru yang optimal dalam pembelajaran kontekstual, sangat diperlukan agar pembelajaran tersebut dapat berhasil dengan sukses dan mencapai prestasi yang baik. Agar proses pembelajaran kontekstual lebih efektif, ada beberapa hal yang perlu dilaksankan oleh para pendidik, antara lain sebagai berikut: 

    1. Mengkaji konsep dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh siswa; 
    2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama; 
    3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih dan mengaitkannya dengan konsep dan kompetensi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual; 
    4. Merancang pengajaan dengan mengaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan kehidupan mereka; 
    5. Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pangalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan fenomena kehidupan sehari-hari. Selanjutnya siswa didorong untuk membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya; 
    6. Melakukan penilaian terhadap pemahan siswa. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan pelaksanaannya. 

    Sehubungan dengan penjelasan tersebut di atas, strategi pembelajaran yang dipilih guru harus memnuhi syarat sebagai berikut: 

    1. Menekankan pada pemecahan masalah/problem. Pengajaran kontekstual dapat dimulai dengan suatu simulasi atau masalah nyata. Dalam hal ini, siswa menggunakan ketermapilan berpikir kritis dan pendekatan sistematik untuk menemukan dan mengungkap masalah atau isu-isu, dan mungkin juga menggunakan berbagai isi materi pembelajaran untuk menyelesaikan masalah. Masalah yang dimaksudkan adalah yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat, yang memiliki arti penting bagi siswa. 

    2. Mengakui kebutuhan pembelajaran terjadi di berbagai konteks, misalnya rumah, masyarakat, dan tempat kerja. Pembelajaran kontekstual menyarankan bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari fisik dan konteks social dimana anak berkembang. Bagaimana dan dimana siswa memperoleh dan memunculkan pengetahuan selanjutnya menjadi sangat berarti, dan pengalaman belajarnya akan diperkaya jika ia mempelajari keterampilan di dalam konteks yang bervariasi(rumah, masyarakat, tempat kerja, dan keluarga). 

    3. Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran siswa, sehingga mereka menjadi pembelajar yang mandiri(self regulated learnes). Akhirnya siswa harus menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu mencari, menganalisis, dan menggunakan informasi tanpa atau dengan sedikit bimgbingan, dan semakin menyadari bagaimana mereka memproses informasi, menggunakan strategi pemecahan masalah, serat memanfaatkannya. Untuk mencapai itu, melalui pembelajaran kontekstual, siswa harus diperkenankan melakukan ujicoba (trial an error), menggunakan waktu dan struktur materi untuk relfeksi, dan memperoleh dukungan yang cukup serta bantuan untuk berubah dari pembelajar dependen menjadi pembelajar yang independen. 

    4. Bermuara pada keragaman konteks hidup yang dimilki siswa. Secara menyeluruh ternyata populasi siswa sangatlah beragam ditinjau dari perbedaan dalam nilai, adat istiadat social, dan perspektif. Di dalam proses pembelajaran kontekstual, perbedaan tersebut dapat menjadu daya pendorong untuk belajar dan sekaligus menambah kompleksitas pembelejaran itu sendiri. Kerja sama tim dan aktivitas kelompok belajar di dalam proses pembelajaran kontekstual sangatlah mengahrgai keragaman siswa, memperluas perspektif, dan membangun keterampilan interpersonal (yaitu berpikir melalui berkomunikasi dengan orang lain) (Garner, 1993). 

    5. Mendorong siswa untuk belajara dari sesamanya dan bersama-sama atau menggunakan kelompok belajar interdependen (interdependent learning group). Siswa akan dipengaruhi dan sekaligus berkontribusoi terhadap pengetahuan dan kepercayaan orang lain. Kelompok belajara atau komunitas pembeljaran akan terbentu di dalam tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha untuk bersama-sama memakai pengetahuan, memusatkan pada tujuan pembelajaran, dan memperkenankan semua orang untuk belajar dari sesamanya. Dalam hal ini, para pendidik harus beertindak sebagai fasilitator, pelatih, dan pembimbing akademis. 

    6. Menggunakan penialian autentik(authentic assessment). Pembelajaran kontekstual diharapkan membangun pengetahuan dan keterampilan dengan cara yang bermakna melalui pengikutsertaan siswa ke dalam kehidupan nyata atau konteks autentik. Untuk proses pembelajaran yang demikian, diperlukan suatub bentuuk penilaian yang didasarka pada metodologi dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri, yang disebut dengan penilaian autentik. Penialian autentik menunjukkan bahwa pembelajaran telah terjadi; menyatu ke dalam proses belajar-mengajar; dan memberikan kesempatan dan arahan kepada siswa untuk maju; dan sekaligus dipergunakan sebagai alat control untuk melihat kemajuan siswa dan umpan balik bagi praktek pengajaran.

    Baca Juga :

    Disamping itu, dalam mensukseskan pembelajaran kontekstual dalam kelas, ada beberapa strategi yang hendaknya digunakan oleh para guru, diantaranya: 

    1. Relating. Belajar mengaitkan dengan konteks kehidupan nyata/real; 
    2. Experriencing. Belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan (discovery), dan penciptaan (invention); 
    3. Applaying. Belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks pemanfaatannya; 
    4. Cooperating. Belajar melalui konteks komunikasi interpersonal, pemakian bersama, dan saling menghargai’ 
    5. Transfering. Belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.

    Tuesday, February 20, 2018

    Mengoptimalkan Kecerdasan Gerak Melalui Pendidikan Jasmani


    rumahinfodewe. APA ITU KECERDASAN GERAK?. Pendapat bahwa semua anak cerdas dan bahwa anak memiliki cara yang tidak selalu sama untuk menjadi cerdas adalah dasar dari teori multiple intelligences yang diterjemahkan menjadi kecerdasan majemuk. Paradigma ini tentunya menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas, hiperaktif dan gangguan belajar sekaligus mementahkan sebagian orang yang menganggap cerdas sisi IQ saja yang mengacu pada logika-matematika, linguistic dan spasial. 

    Menurut Howard Gadner sang pencetus teori ini, kecerdasan dalam multiple Intelligences terdiri dari Sembilan kecerdasan meliputi: kecerdasan verbal linguistic(cerdas kata), kecerdasan logis matematis(cerdas angka), kecerdasan visual spasial(cerdas gambar warna), kecerdasan musical(kecerdasan lagu), kecerdasan kinestetik(kecerdasan gerak), kecerdasan interpersonal(cerdas diri), kecerdasan naturalis(cerdas alam) dan kecerdasan aksistensi(cerdas hakikat). Setiap kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki indicator tertentu. (Gadner:1993) 

    Kecerdasan kinestetik (cerdas gerak) didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan seluruh tubuh (fisik), untuk mengekspresikan ide dan perasaan (dalam bentuk menari, senam, berolahraga) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu. Komponen dari kecerdasan ini adalah kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kelenturan dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsang dari luar. 

    Pada perkembangannya sangat bervariasi tergantung pada komponen (kekuatan atau kelenturan) atau domain(senam,bisbol)(Amstrong:2003). Dengan kecerdasan gerak tubuhnya seseorang dirangsang untuk mengolah tubuhnya secara ahli melalui gerakan tubuh termasuk kemampuan menangani suatu benda dengan cekatan. Pebasket, penari, pesenam, sangat membutuhkan kecerdasan gerak ini.(Schmidt:2003) 

    Anak yang mimiliki kecerdasan kinestetik-gerak membutuhkan kesempatan untuk bergerak, dan menguasai gerakan. Mereka perlu diberi tugas motorik halus maupun motorik kasar seperti berlari, melompat, berguling, meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama, merayap dan lari jarak pendek. 

    Adanya rangsangan stimulus terhadap kecerdasan gerak membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Sesuai sifat anak yakni suka bergerak, proses belajar hendaklah memperhatikan kecenderungan ini. Mereka membutuhkan kegiatan belajar yang bersifat kinestetik dan dinamis. Artinya membutuhkan akses ke lapangan bermain, kolam renang dan ruang olahraga. Sebab itu proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak dalam konteks pasif (duduk tenang di kelas) dalam waktu yang lama sangat menyiksa mereka. 

    Permasalahan yang dihadapi pendidik adalah, bagaimana cara paling tepat merangsang kecerdasan gerak yang dibawanya?. Untuk itu, tugas guru memberikan rangsangan yang tepat agar siswa berkesempatan dapat mengembangkan potensi kecerdasan gerak yang dimilikinya. Dalam praktiknya, guru harus mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang tepat dan efektif. 


    PERANAN PENDIDIKAN JASMANI 

    Sungguh tidak diragukan lagi bahwa pendidikan
    jasmani yang bermutu yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah pedagogic memberikan sumbangan yang berharga bagi perkembangan peserta didik secara menyeluruh, sebab yang dikembangkan bukan hanya aspek keterampilan jasmani, namun juga bagian penting dari aspek manusia seutuhnya yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran, intelegensi emosional dan sifat-sifat lainnya yang membuat karakter seseorang menjadi tangguh. 

    Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan mengembangkan individu secara organic, neorosmuskular, intelektual dan emosional melalui berbagai aktivitas jasmani. Dengan demikian setiap program dari pendidikan jasamani di sekolah harus memperhatikan perkembangan peserta didik dengan sistematika kategori gerak(SD senam, SMP/SMA atletik).(Kosasih:1993) 

    Perlu disadari bahwa anak SD berbeda dnegan anak SMP maupun SMA. Perbedaan itu tampak dalam cirri pertumbuhan dan perkembangan social, psikis, dan emosional. Alasan inilah yang menyebabkan pembelajaran di SD harus berbeda dengan siswa SMP. 

    Guru perlu memahami karakteristik anak SD yang memiliki kekhasan sikap yang diungkapkannya melalui bermain. Karakteristik inilan yang harus diangkat untuk menjembatani antara keinginan guru dan anak. Agar pesan dapat tersampaikan, maka guru dapat menggunakan pendekatan pengajaran sesua dengan perkembangan anak sekolah dasar. 

    Dalam pelaksanaannya, pembelajaran pendidikan jasmani(PENJAS), guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sehingga mampu menciptakan suasana yang lebih menarik bagi peserta didik. Kreativitas guru sangat diperlukan untuk melahirkan ide-ide yang mudah dilaksanakan oleh peserta didik. 

    Paling penting dari semuanya itu adalah factor kegembiraan anak yang ditimbulkan dari kegiatan penjas. Untuk mewujudkan suasana kegembiraan diperlukan pengembangan cabang-olahraga dalam penjas yang dikemas dan disajikan bahkan kalau perlu memodifikasinya demi terciptanya suasana permainan. Sehingga tugas pesrta didik dalam bentuk gerak mudak dimengerti dan dipahami sesuai dengan keadaan jiwanya.

    Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya juga mencerminkan karakteristik pendidikan jasmani iti sendiri yaitu Developmentally Appropriate Practice(DAP). Artinya, tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat memabntu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yangs sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasikan setiap perunbahan dan perbedaaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dialkukan oleh guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu DAP termasuk di dalamnya body scaling atau ukuran tubuh peserta didik, harus selalu dijadikan prisnsip utama dalam memodifikasi pembelajran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunnya dalam aktifitas belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.(Adam Suherman:1989) 

    Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas daripengetahuan guru tentang: tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya. 



    PENGEMBANGAN CERDAS GERAK 

    Kecerdasan kinestetik pada anak dapat dikembangkan dengan berbagai cara meliputi: bermain, berolahraga, senam irama, permainan berpasangan, lari merangkak, lomba ketahan firik. Cara tersebut bertujuan merangsang kemampuan kondisi tubuh, kemampuan koordinsai tubuh, kemampuan keseimbangan tubuh, keterampilan kinestetik, kekuatan fisik, kelenturan tubuh, kecepatan dan ketangkasan gerak dan daya tahan tubuh. 

    1. Kemampuan Koordinasi Tubuh 

    Kemampuan koordinasi tubuh merupakan salah satu indicator kecerdasan gerak. Kemampuan ini dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan yang menyinkronkan berbagai gerakan motorik kasar maupun halus. Salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk menstimulus kemampuan koordinasi tubuh adalah menangkap bola memantul. Jenis permainan ini dilakukan orang lain kepada peserta didik. Kegiatan ini bertujuan merangsang kemampuan anak menangani benda-benda dengan koordinasi tubuh, terutama organ tangan dan mata. 

    2. Keseimbangan Tubuh 

    Keseimbangan tubuh merupakan salah satu indicator kecerdasan gerak. Kemampuan ini dirangsang dengan berbagai kegiatan yang didasarkan pada kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan gaya dan rangsang. Kegiatan yang dimaksudkan untuk stimulasi kesimbangan tubuh adalah berjalan mengangkat lutut sambil melewati benda yang ada di depannya. (biasa berupa kardus atau halangan tertentu). Tujuannya adalah mengembangkan keseimbangan anak yang bertumpu pada satu kaki. 

    3. Kekuatan Fisik 

    Kekuatan fisik merupakan salah satu komponen kecerdasan gerak yang memiliki beberapa indicator. Anak-anak dengan fisik yang kuat cenderung tidak mudah jatuh dan lelah saat melakukan aktivitas fisik. Sebab mereka memiliki tangan dan kaki yang kuat unutk menopang tubuh mereka. Rangsangan kekuatan fisik harus dialkukan secara matang, tidak boleh melebihi kapasitas beban gerak anak. Rangsangan juga dialkukan dengan cara-cara menyenangkan. Kegiatan yang disarankan untuk mengembangkan kekuatan fisik adalah ppenjat tali, bergelantungan pada palang sejajar. Kegiatan ini dimakksudkan untuk mengembangkan otot tangan. Ada hal lain untuk menguatkan fisik terutama kekuatan kaki berupa jalan jongkok. 

    4. Kecepatan dan Ketangkasan Gerak 

    Keceoatan dan ketangkasan gerak merupakan salah satu komponen kecerdasan kinestetik yang terkait dengan kualitas gerak. Inti dari komponen ini asalah latihan mematangkan gerakan sehingga dikuasai gerakan ynag lancar, lincah, cepat dan tangkas. Gerakan yang cepat dan tangkas muncul dari individu yang cerdas dalam kinestetik, dalam hal ini dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan antara lain berlari dan menangkis. Dapat juga dirangsang melalui permainan kasti, bulutangkis, tenis lapangan, tenis meja, sepak bola, dan permainan lain yang membutuhkan keakurasian gerak. 

    5. Kelenturan Tubuh 

    Sebagai bagian dari komponen kecerdasan gerak kelenturan terkait dengan keluwesan dan estetika dari gerakan terencana dari manusia. Kelenturan dapat dirangsang melalui kegiatan yang indah, halus, dan luwes. Kelenturan juga meliputi kegiatan yang lentur, lancar tidak kaku. Hampir semua senam berfungsi untuk melenturkan tubuh, baik berupa senam SKJ, senam irama maupun senam prestasi. Kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan kelenturan anak adalah demonstrasi gerak dan menciptakan gerak oleh guru. 

    6. Daya Tahan 

    Daya tahan merupakan salah satu komponen kecerdasan kinestetik. Daya tahan tubuh yang kuat menunjukkan kinestetik yang tinggi. Daya tahan dirangsang dengan kegiatan rutin yang berfungsi sebagai latihan. Hampir semua kegiatan olahraga memiliki manfaat meningkatkan daya tahan. Berenang sebagai bagian dari olahraga air bertujuan untuk menigkatkan daya tahan terhadap tenaga yang dikeluarkan dan daya tahan terhadap air. Anak SD sudah dapat dilatih berenang.

    Tugas dan Peran Guru Koordinator PKB di Sekolah Dasar

    rumahinfodewe. Tugas guru sebagai tenaga professional sebagai perwujudan dari Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 maka untuk mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan (PKB) diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, ketermapilan, kompetensi social dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil Penilaian KInerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi atau dengan kata lain berkinerja rendah, diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar tersebut. Sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada penigkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik. 

    Berkaitan dengan Peraturan MENPAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama selain kegiatan pembelajran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru khususnya dalam kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. 

    Proses pengembangan keprofesionalan berkelanjutan merupakan kewajiban aparatur Negara yang disebut guru melaksanakan program PKB terutama bagi guru yang profil berkinerja rendah dan bagi guru yang sudah mencapai standar diarahkan kepada peningkatan keprofesiannya agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik. Kewajiban melaksanakan PKB dapat dilakukan sendiri oleh guru maupun secara bersama-sama dengan masyarakat seprofesinya. Masyarakat seprofesinya harus didorong untuk menjadi bagaian dari organisasi pembelajar melalui keterlibatannya secara sadar dan sukarela serat terus menerus dalam berbagai kegiatan belajar guna mengembangkan profesionalismenya. 

    Untuk pengembangan keprofesionalan berkelanjutan maka tugas dan peran koordinator PKB di SD perlu disosialisasikan mengingat kendala-kendala yang dirasakan sampai saat ini banyak guru dalam pengajuan penetapan angka kredit guru untuk jenjang naik jabatan dan pangkat/golongan guru, terutama PKB jenis publikasi ilmiah dan karya inovatif, bisa dikatakan masih sangat jauh dari harapan.
    Untuk melaksanakan PKB di sekolah ditempuh dengan mekanisme sebagai berikut: 

    1. Setia awal tahun semua guru wajib melakukan evaluasi diri untuk merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya. Evaluasi diri dan refleksi merupakan dasar bagi seorang guru untuk menyusun rencana kegiatan pengembangan keprofesian yang akan dilakukan pada tahun tersebut(menggunakan format 1); 

    2. Hasil evaluasi diri guru yang dilengkapi dengan dokumen pendukung antara lain perangkat pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru yang bersangkutan selanjutnya akan digunakan untuk menentukan profil kinerja guru dalam menetapkan apakah guru akan mengikuti program peningkatan kinerja untuk mencapai standar kompetensi profesi atau kegiatan pengembangan kompetensi lebih kanjut; 

    3. Melalui konsultasi dengan kepala sekolah, guru, dan koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan membuat perencanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan(menggunakan format-2). Konsultasi ini diperlukan untuk menentukan apakah kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksankan di sekolah atau di pertemuan KKG; 

    4. Koordinator PKB tingkat sekolah bersama dengan Kepala Sekolah, menetapkan dan mneyetujui rencana final kegiatan PKB bagi guru(Format2-3); 

    5. Guru menerima rencana program PKB mencangkup kegiatan yang akan dilakukan di dalam dan/atau luar sekolah. Rencana kegiatan PKB juga mencakup sasaran yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu setelah guru mengikuti program PKB; 

    6. Guru selanjutnya melaksanakan kegiatan PKB yang telah direncanakan baik di dalam dan/atau diluar sekolah. Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru melaksanakan kegiatan PKB tidak mengurangi kualitas pembelajaran peserta didik; 

    7. Setelah mengikuti program PKB, guru wajib mengikuti penilaian kinerja guru di akhir semester; 

    8. Di akhir semester, semua guru dan koordinator PKB tingkat sekolah melakukan refleksi apakah kegiatan PKB yang telah diikutinya benar-benar bermanfaat dalam meningkatan kompetensi guru dalam melaksankan pembelajaran.(Format-4). 

    Kepala Sekolah bertanggung jawab langsung dan memiliki tugas dalam pengelolaan guru untuk melaksankan tugas dan fungsinya serta pengembangan pelaksanaan PKB sebagai berikut: 

    1. Memilih koordinator PKB dan guru pendamping; 

    2. Menyusun program kegiatan PKB yang didasarkan kepada hasil PK Guru masing-masing guru di sekolahnya sesuai dengan rambu-rambu penyelenggaraan PKB dan prosedur operasional standar penyelenggaraan PKB; 

    3. Menetapkan rencana program dan pembiayaan kegiatan PKB sekolah dan mengusulkan kegiatan PKB untuk dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh gugus sekolah dan/atau Dinas Pendidikan Kabupaten/kota; 

    4. Melaksanakan kegiatan PKB sesuai program yang telah disusun secara efektif, efisien, obyektif, adil, akuntabel, dsb di sekolah; 

    5. Memberikan kemudahan akses bagi koordinator PKB/Guru Pendamping untuk melaksanakan tugasnya dan akses abgi guru unutk mengikuti kegiatan PKB di sekolah; 

    6. Membuatkan SK Koordinator PKB di sekolah. 

    Sedangkan peran koordinator PKB di SD adalah sebagai berikut: 

    1. Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan tingkat sekolah mengumpulkan hasil evaluasi diri (Format-1) dari setiap guru di sekolahnya, melalui masing-masing Guru Pendamping, dan merekapitulasinya; 

    2. Merekomendasikan kepada Kepala Sekolah mengajukan permohonan untuk naik pangkat sambil mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya; 

    3. Berdasarkan rekapitulasi evaluasi berkaitan dengan semua usaha yang telah dilakukan untuk mengembangkan kompetensinya selama setahun terakhir, baik dengan mengikuti pelatihan yang bersifat formal maupun informal; 

    4. Koordinator PKB sekolah menetapkan kebutuhan PKB yang dirasakan oleh semua guru di sekolah, kemudian melalui konsultasi dengan kepala sekolah, komite sekolah, warga sekolah lainnya, koordinator PKB tingkat sekolah menyusun rencana sementara kegiatan PKB di sekolah untuk jangka waktu satu tahun ke depan (Format-2) 

    5. Koordinator PKB sekolah melakukan koordinasi dengan kepalas sekolah (jika koordinator PKB adalah guru yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah), Komite sekolah dan warga sekolah lainnya tentang kebutuhan PKB yang dapat ditangani oleh sekolah sendiri, misalnya dengan mengadakan kegiatan internal dengan menggunakan sumber daya yang ada di sekolah, atau dengan membeli jasa pelatihan instansi lain; 

    6. Koordinator PKB melakukan koordinasi dengan ketua KKG-SD dengan tujuan mengadakan pendidikan dan pelatihan/workshop/in house training, atau kegatan lainnya; 

    7. Bersama dengan ketua KKG-SD juga melakukan koordinasi dengan koordinator PKB Kabupaten/Kota untuk menetapkan kegiatan PKB untuk memenuhi kebutuhan yang belum tertangani secara internal di sekolah atau pada tingkat local(KKG-SD) untuk perencanaan kegiatan yang tidak dapat ditangani di KKG-SD; 

    8. Koordinator PKB sekolah bersama-sama dengan koordinator PKB Kabupaten/Kota melakukan evaluasi tahunan terhadap program PKB di sekolahnya. 

    Itulah kiranya tugas dan peran koordinator PKB di SD, semoga bisa menambah semangat bagi para guru untuk selalu menigkatkan kinerjanya, sehingga ke depannya dapan menghasilkan generasi pendidikan yang berkualitas.

    Metode PAIKEM Dalam Pembelajaran di Sekolah

    rumahinfodewe. Mengawali pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diluncurkan pada tahun 2006 dan berlanjut dengan Kurukilum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) banyak sekali model pembelaran yang diterapkan untuk mengaplikasikan Kurikulum tersebut. Namun dari sekian banyak model pembelajaran, model pembelajaran PAKEM atau PAIKEM yang dirasa paling cocok untuk penerapan KTSp 2006. Bila dianalisis model pembelajran PAIKEM merupakan gabungan dari beberapa model pembelajaran, diantaranya ada model pembelajaran Aktif(active learning), pembelajaran kooperatif(cooperative learning), model pembelajaran menyenangkan (joyful learning), dan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (child centered).

    Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan PAIKEM. Disebut demikian karena model pembelajaran yang dirancang akan mampu mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kreativitas yang pada akhirnya efektif, akan tetepi tetap menyenangkan bagi para peserta didik.

    Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan pendapat, ide dan gagasan. Inovatif dimaksudkan bahwa seorang guru harus mampu melakukan inovas-inovasi terhadap materi yang diajarkan kepada peserta didik sehingga peserta didik mampu menyerap materi yang disampaikan dengan mudah. Adapun kreatifitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas terarah, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika :

    1. Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik, dengan mengurangi rasa takut peserta didik terhadap proses pembelajaran di sekolah;
    2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas, terarah dan terkontrol;
    3. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajran secara keseluruhan;
    4. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;
    5. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

    Disamping itu, kondisi aktif dan menyenangkan belumlah cukup apabila pembelajaran tidak efektif. Proses pembelajaran hendaknya menghasilkan apa yang seharunya mampu dikuasai oleh peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran. Adapun syarat kelas yang efektif adalah dengan adanya keterlibatan, tanggungjawab, dan umpan balik dari peserta didik. Keterlibatan peserta didik merupakan syarat pertama dan utama dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Peserta didik perlu menyadari tentang tanggungjawab mereka dalam proses pembelajaran, karena merekalah salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran. Mereka pula yang melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.


    A. ALASAN PENGEMBANGAN PAIKEM

    Belajar merupakan proses mental yang bersifat individual dan sosial yang dipengeruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah factor lingkungan dimana individu itu belajar. Dalam hal ini pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang nyaman sehingga peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik. Dalam penyampaian
    materi pembejaran, pendidik juga dapat memanfaatkan bermacam-macam media dan sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Selain itu, terdapat kecenderungan pada saat ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebik baik apabila lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahui teorinya saja.


    B. PERUBAHAN PARADIGMA

    Pembelajaran adalah salah satu komponen penentu bagi peningkatan mutu lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Bermutu atau tidaknya lulusan merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung akan menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, begitupun sebaliknya.

    Perlu adanya perubahan paradigma mengenai mengajar dengan alasan sebagai berikut:

    1. Peserta didik bukan orang dewasa dalam bentuk mini, akan tetapi mereka adalah organism yang sedang berkembang.
    2. Ledakan pengetahuan (Explosive Knowledge) mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan.
    3. Penemuan-penemuan baru khusunya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.


    C. LANDASAN PEMIKIRAN

    Landasan pemikiran pelaksanaan PAIKEM adalah empat pilar pendidikan, adanya pemikiran konstruktivisme dan kehidupan demokrasi dalam masyarakat Indonesia (democratic teaching). Empat pilar pendidikan yang dimaksud adalah apa yang sudah dicanangkan oleh UNESCO yaitu learning to do, learning to know, learning to be, dan learning to live together. Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia dini yaitu taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa/gejala lingkungan di sekitarnya. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai plajaran dari “apa yang diketahui oleh peserta didik”.

    Bangsa Indonesia yang tengah melakukan reformasi menuju kehidupan demokratis pada penghujung abad ke 20, harus berfikir bahwa institusi harus dapat mendukung untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, lembaga pemerintah, maupun nonpemerintah.

    D. PRINSIP DASAR PAIKEM

    Prinsip dasar pelaksanaan PAIKEM adalah prinsip belajar aktif, belajar kooperatif, pembelajaran partisipasiotrik, reactive teaching dan joyful learning. PAIKEM menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hamper di seluruh proses pembelajaran. Ada beberpa asumsi:

    1. Asusmsi filosofi tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha dasar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral.

    2. Asusmsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu:

    a) Siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang dalam tahap perkembangan;
    b) Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda;
    c) Anak didik pada dasarnya adalah insane yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkunganya;
    d) Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.

    3. Asumsi tentang guru.

    a) Guru bertanggungjawab atas tercapianya hasil belajar peserta didik;
    b) Guru memiliki kemampuan professional dam mengajar;
    c) Guru mempunyai kode etik keguruan;
    d) Guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin(organisator) dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.

    4. Asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran.

    a) Bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem;
    b) Peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru. 

    Belajar kooperatif menurut Johnson & Johnson adalah suatu bentuk pembelajaran kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bekerjasama untuk memaksimalisir hasil belajar. Adapun belajar kooperatif terdiri atas lima unsur. Diantaranya adalah:

    1. Positive interdependence, para siswa merasa bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lainnya;
    2. Face to face, para siswa mempromosikan belajar masing-masing dengan membantu, berbagi, dan menganjurkan usaha-usaha untuk belajar.
    3. Individual accountability, performansi masing-masing siswa dimulai dari hasilnya diberikan kepada kelompok dan individu;
    4. Interpersonal dan small group skill, kelompok-kelompok tidak dapat berfungsi secara efektif apabila para siswa tidak memiliki dan menggunakan keterampilan-keterampilan social yang dibutuhkan; 
    5. Group processing, kelompok-kelompok membutuhkan waktu yang khusus untuk mendiskusikan seberapa bagus mereka mencapai tujuan mereka dan memlihara hubungan-hubungan kerja yang efektif di kalangan anggota.

    Melalui model pembelajaran parsipatorik siswa belajar sambil melakukan (learning by doing), salah satu bentuk melakukan adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Untuk menerapkan model pembelajaran PAIKEM guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Adapun cirri-ciri guru yang reatif diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar;
    2. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa;
    3. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa;
    4. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan.

    Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apapun materi pelajaran apabila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan pelajaran tersebut akan mudah untuk dipahami(joyful learning). Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan, pertama dengan menata ruangan yang apik dan menarik yaitu yang memenuhi unsure kesehatan, misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi dan sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi yaitu dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

    Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan model PAIKEM adalah guru harus memahami sifat dan karakter yang dimiliki peserta didik, mengenal perbedaan individual, memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan membedakan antara aktivitas fisik dan aktivitas mental.