> RUMAH INFO DEWE: Mengoptimalkan Kecerdasan Gerak Melalui Pendidikan Jasmani

Tuesday, February 20, 2018

Mengoptimalkan Kecerdasan Gerak Melalui Pendidikan Jasmani


rumahinfodewe. APA ITU KECERDASAN GERAK?. Pendapat bahwa semua anak cerdas dan bahwa anak memiliki cara yang tidak selalu sama untuk menjadi cerdas adalah dasar dari teori multiple intelligences yang diterjemahkan menjadi kecerdasan majemuk. Paradigma ini tentunya menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas, hiperaktif dan gangguan belajar sekaligus mementahkan sebagian orang yang menganggap cerdas sisi IQ saja yang mengacu pada logika-matematika, linguistic dan spasial. 

Menurut Howard Gadner sang pencetus teori ini, kecerdasan dalam multiple Intelligences terdiri dari Sembilan kecerdasan meliputi: kecerdasan verbal linguistic(cerdas kata), kecerdasan logis matematis(cerdas angka), kecerdasan visual spasial(cerdas gambar warna), kecerdasan musical(kecerdasan lagu), kecerdasan kinestetik(kecerdasan gerak), kecerdasan interpersonal(cerdas diri), kecerdasan naturalis(cerdas alam) dan kecerdasan aksistensi(cerdas hakikat). Setiap kecerdasan dalam multiple intelligences memiliki indicator tertentu. (Gadner:1993) 

Kecerdasan kinestetik (cerdas gerak) didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan seluruh tubuh (fisik), untuk mengekspresikan ide dan perasaan (dalam bentuk menari, senam, berolahraga) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu. Komponen dari kecerdasan ini adalah kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kelenturan dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsang dari luar. 

Pada perkembangannya sangat bervariasi tergantung pada komponen (kekuatan atau kelenturan) atau domain(senam,bisbol)(Amstrong:2003). Dengan kecerdasan gerak tubuhnya seseorang dirangsang untuk mengolah tubuhnya secara ahli melalui gerakan tubuh termasuk kemampuan menangani suatu benda dengan cekatan. Pebasket, penari, pesenam, sangat membutuhkan kecerdasan gerak ini.(Schmidt:2003) 

Anak yang mimiliki kecerdasan kinestetik-gerak membutuhkan kesempatan untuk bergerak, dan menguasai gerakan. Mereka perlu diberi tugas motorik halus maupun motorik kasar seperti berlari, melompat, berguling, meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama, merayap dan lari jarak pendek. 

Adanya rangsangan stimulus terhadap kecerdasan gerak membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Sesuai sifat anak yakni suka bergerak, proses belajar hendaklah memperhatikan kecenderungan ini. Mereka membutuhkan kegiatan belajar yang bersifat kinestetik dan dinamis. Artinya membutuhkan akses ke lapangan bermain, kolam renang dan ruang olahraga. Sebab itu proses pembelajaran yang menuntut konsentrasi anak dalam konteks pasif (duduk tenang di kelas) dalam waktu yang lama sangat menyiksa mereka. 

Permasalahan yang dihadapi pendidik adalah, bagaimana cara paling tepat merangsang kecerdasan gerak yang dibawanya?. Untuk itu, tugas guru memberikan rangsangan yang tepat agar siswa berkesempatan dapat mengembangkan potensi kecerdasan gerak yang dimilikinya. Dalam praktiknya, guru harus mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang tepat dan efektif. 


PERANAN PENDIDIKAN JASMANI 

Sungguh tidak diragukan lagi bahwa pendidikan jasmani yang bermutu yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah pedagogic memberikan sumbangan yang berharga bagi perkembangan peserta didik secara menyeluruh, sebab yang dikembangkan bukan hanya aspek keterampilan jasmani, namun juga bagian penting dari aspek manusia seutuhnya yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran, intelegensi emosional dan sifat-sifat lainnya yang membuat karakter seseorang menjadi tangguh. 

Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan mengembangkan individu secara organic, neorosmuskular, intelektual dan emosional melalui berbagai aktivitas jasmani. Dengan demikian setiap program dari pendidikan jasamani di sekolah harus memperhatikan perkembangan peserta didik dengan sistematika kategori gerak(SD senam, SMP/SMA atletik).(Kosasih:1993) 

Perlu disadari bahwa anak SD berbeda dnegan anak SMP maupun SMA. Perbedaan itu tampak dalam cirri pertumbuhan dan perkembangan social, psikis, dan emosional. Alasan inilah yang menyebabkan pembelajaran di SD harus berbeda dengan siswa SMP. 

Guru perlu memahami karakteristik anak SD yang memiliki kekhasan sikap yang diungkapkannya melalui bermain. Karakteristik inilan yang harus diangkat untuk menjembatani antara keinginan guru dan anak. Agar pesan dapat tersampaikan, maka guru dapat menggunakan pendekatan pengajaran sesua dengan perkembangan anak sekolah dasar. 

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran pendidikan jasmani(PENJAS), guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sehingga mampu menciptakan suasana yang lebih menarik bagi peserta didik. Kreativitas guru sangat diperlukan untuk melahirkan ide-ide yang mudah dilaksanakan oleh peserta didik. 

Paling penting dari semuanya itu adalah factor kegembiraan anak yang ditimbulkan dari kegiatan penjas. Untuk mewujudkan suasana kegembiraan diperlukan pengembangan cabang-olahraga dalam penjas yang dikemas dan disajikan bahkan kalau perlu memodifikasinya demi terciptanya suasana permainan. Sehingga tugas pesrta didik dalam bentuk gerak mudak dimengerti dan dipahami sesuai dengan keadaan jiwanya.

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya juga mencerminkan karakteristik pendidikan jasmani iti sendiri yaitu Developmentally Appropriate Practice(DAP). Artinya, tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat memabntu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yangs sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasikan setiap perunbahan dan perbedaaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dialkukan oleh guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu DAP termasuk di dalamnya body scaling atau ukuran tubuh peserta didik, harus selalu dijadikan prisnsip utama dalam memodifikasi pembelajran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunnya dalam aktifitas belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.(Adam Suherman:1989) 

Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran mulai awal hingga akhir pelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak terlepas daripengetahuan guru tentang: tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan dan evaluasinya. 



PENGEMBANGAN CERDAS GERAK 

Kecerdasan kinestetik pada anak dapat dikembangkan dengan berbagai cara meliputi: bermain, berolahraga, senam irama, permainan berpasangan, lari merangkak, lomba ketahan firik. Cara tersebut bertujuan merangsang kemampuan kondisi tubuh, kemampuan koordinsai tubuh, kemampuan keseimbangan tubuh, keterampilan kinestetik, kekuatan fisik, kelenturan tubuh, kecepatan dan ketangkasan gerak dan daya tahan tubuh. 

1. Kemampuan Koordinasi Tubuh 

Kemampuan koordinasi tubuh merupakan salah satu indicator kecerdasan gerak. Kemampuan ini dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan yang menyinkronkan berbagai gerakan motorik kasar maupun halus. Salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk menstimulus kemampuan koordinasi tubuh adalah menangkap bola memantul. Jenis permainan ini dilakukan orang lain kepada peserta didik. Kegiatan ini bertujuan merangsang kemampuan anak menangani benda-benda dengan koordinasi tubuh, terutama organ tangan dan mata. 

2. Keseimbangan Tubuh 

Keseimbangan tubuh merupakan salah satu indicator kecerdasan gerak. Kemampuan ini dirangsang dengan berbagai kegiatan yang didasarkan pada kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan gaya dan rangsang. Kegiatan yang dimaksudkan untuk stimulasi kesimbangan tubuh adalah berjalan mengangkat lutut sambil melewati benda yang ada di depannya. (biasa berupa kardus atau halangan tertentu). Tujuannya adalah mengembangkan keseimbangan anak yang bertumpu pada satu kaki. 

3. Kekuatan Fisik 

Kekuatan fisik merupakan salah satu komponen kecerdasan gerak yang memiliki beberapa indicator. Anak-anak dengan fisik yang kuat cenderung tidak mudah jatuh dan lelah saat melakukan aktivitas fisik. Sebab mereka memiliki tangan dan kaki yang kuat unutk menopang tubuh mereka. Rangsangan kekuatan fisik harus dialkukan secara matang, tidak boleh melebihi kapasitas beban gerak anak. Rangsangan juga dialkukan dengan cara-cara menyenangkan. Kegiatan yang disarankan untuk mengembangkan kekuatan fisik adalah ppenjat tali, bergelantungan pada palang sejajar. Kegiatan ini dimakksudkan untuk mengembangkan otot tangan. Ada hal lain untuk menguatkan fisik terutama kekuatan kaki berupa jalan jongkok. 

4. Kecepatan dan Ketangkasan Gerak 

Keceoatan dan ketangkasan gerak merupakan salah satu komponen kecerdasan kinestetik yang terkait dengan kualitas gerak. Inti dari komponen ini asalah latihan mematangkan gerakan sehingga dikuasai gerakan ynag lancar, lincah, cepat dan tangkas. Gerakan yang cepat dan tangkas muncul dari individu yang cerdas dalam kinestetik, dalam hal ini dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan antara lain berlari dan menangkis. Dapat juga dirangsang melalui permainan kasti, bulutangkis, tenis lapangan, tenis meja, sepak bola, dan permainan lain yang membutuhkan keakurasian gerak. 

5. Kelenturan Tubuh 

Sebagai bagian dari komponen kecerdasan gerak kelenturan terkait dengan keluwesan dan estetika dari gerakan terencana dari manusia. Kelenturan dapat dirangsang melalui kegiatan yang indah, halus, dan luwes. Kelenturan juga meliputi kegiatan yang lentur, lancar tidak kaku. Hampir semua senam berfungsi untuk melenturkan tubuh, baik berupa senam SKJ, senam irama maupun senam prestasi. Kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan kelenturan anak adalah demonstrasi gerak dan menciptakan gerak oleh guru. 

6. Daya Tahan 

Daya tahan merupakan salah satu komponen kecerdasan kinestetik. Daya tahan tubuh yang kuat menunjukkan kinestetik yang tinggi. Daya tahan dirangsang dengan kegiatan rutin yang berfungsi sebagai latihan. Hampir semua kegiatan olahraga memiliki manfaat meningkatkan daya tahan. Berenang sebagai bagian dari olahraga air bertujuan untuk menigkatkan daya tahan terhadap tenaga yang dikeluarkan dan daya tahan terhadap air. Anak SD sudah dapat dilatih berenang.

No comments:

Post a Comment