> RUMAH INFO DEWE: Metode PAIKEM Dalam Pembelajaran di Sekolah

Tuesday, February 20, 2018

Metode PAIKEM Dalam Pembelajaran di Sekolah

rumahinfodewe. Mengawali pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diluncurkan pada tahun 2006 dan berlanjut dengan Kurukilum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) banyak sekali model pembelaran yang diterapkan untuk mengaplikasikan Kurikulum tersebut. Namun dari sekian banyak model pembelajaran, model pembelajaran PAKEM atau PAIKEM yang dirasa paling cocok untuk penerapan KTSp 2006. Bila dianalisis model pembelajran PAIKEM merupakan gabungan dari beberapa model pembelajaran, diantaranya ada model pembelajaran Aktif(active learning), pembelajaran kooperatif(cooperative learning), model pembelajaran menyenangkan (joyful learning), dan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (child centered).

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan PAIKEM. Disebut demikian karena model pembelajaran yang dirancang akan mampu mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kreativitas yang pada akhirnya efektif, akan tetepi tetap menyenangkan bagi para peserta didik.

Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya dan mengemukakan pendapat, ide dan gagasan. Inovatif dimaksudkan bahwa seorang guru harus mampu melakukan inovas-inovasi terhadap materi yang diajarkan kepada peserta didik sehingga peserta didik mampu menyerap materi yang disampaikan dengan mudah. Adapun kreatifitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas terarah, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika :

1. Dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik, dengan mengurangi rasa takut peserta didik terhadap proses pembelajaran di sekolah;
2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas, terarah dan terkontrol;
3. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajran secara keseluruhan;
4. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;
5. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

Disamping itu, kondisi aktif dan menyenangkan belumlah cukup apabila pembelajaran tidak efektif. Proses pembelajaran hendaknya menghasilkan apa yang seharunya mampu dikuasai oleh peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran. Adapun syarat kelas yang efektif adalah dengan adanya keterlibatan, tanggungjawab, dan umpan balik dari peserta didik. Keterlibatan peserta didik merupakan syarat pertama dan utama dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas. Peserta didik perlu menyadari tentang tanggungjawab mereka dalam proses pembelajaran, karena merekalah salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran. Mereka pula yang melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.


A. ALASAN PENGEMBANGAN PAIKEM

Belajar merupakan proses mental yang bersifat individual dan sosial yang dipengeruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah factor lingkungan dimana individu itu belajar. Dalam hal ini pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang nyaman sehingga peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan baik. Dalam penyampaian materi pembejaran, pendidik juga dapat memanfaatkan bermacam-macam media dan sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Selain itu, terdapat kecenderungan pada saat ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebik baik apabila lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahui teorinya saja.


B. PERUBAHAN PARADIGMA

Pembelajaran adalah salah satu komponen penentu bagi peningkatan mutu lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Bermutu atau tidaknya lulusan merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung akan menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, begitupun sebaliknya.

Perlu adanya perubahan paradigma mengenai mengajar dengan alasan sebagai berikut:

1. Peserta didik bukan orang dewasa dalam bentuk mini, akan tetapi mereka adalah organism yang sedang berkembang.
2. Ledakan pengetahuan (Explosive Knowledge) mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan.
3. Penemuan-penemuan baru khusunya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia.


C. LANDASAN PEMIKIRAN

Landasan pemikiran pelaksanaan PAIKEM adalah empat pilar pendidikan, adanya pemikiran konstruktivisme dan kehidupan demokrasi dalam masyarakat Indonesia (democratic teaching). Empat pilar pendidikan yang dimaksud adalah apa yang sudah dicanangkan oleh UNESCO yaitu learning to do, learning to know, learning to be, dan learning to live together. Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia dini yaitu taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa/gejala lingkungan di sekitarnya. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai plajaran dari “apa yang diketahui oleh peserta didik”.

Bangsa Indonesia yang tengah melakukan reformasi menuju kehidupan demokratis pada penghujung abad ke 20, harus berfikir bahwa institusi harus dapat mendukung untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, lembaga pemerintah, maupun nonpemerintah.

D. PRINSIP DASAR PAIKEM

Prinsip dasar pelaksanaan PAIKEM adalah prinsip belajar aktif, belajar kooperatif, pembelajaran partisipasiotrik, reactive teaching dan joyful learning. PAIKEM menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hamper di seluruh proses pembelajaran. Ada beberpa asumsi:

1. Asusmsi filosofi tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha dasar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral.

2. Asusmsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu:

a) Siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang dalam tahap perkembangan;
b) Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda;
c) Anak didik pada dasarnya adalah insane yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkunganya;
d) Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Asumsi tentang guru.

a) Guru bertanggungjawab atas tercapianya hasil belajar peserta didik;
b) Guru memiliki kemampuan professional dam mengajar;
c) Guru mempunyai kode etik keguruan;
d) Guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin(organisator) dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.

4. Asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran.

a) Bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem;
b) Peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru. 

Belajar kooperatif menurut Johnson & Johnson adalah suatu bentuk pembelajaran kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bekerjasama untuk memaksimalisir hasil belajar. Adapun belajar kooperatif terdiri atas lima unsur. Diantaranya adalah:

1. Positive interdependence, para siswa merasa bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lainnya;
2. Face to face, para siswa mempromosikan belajar masing-masing dengan membantu, berbagi, dan menganjurkan usaha-usaha untuk belajar.
3. Individual accountability, performansi masing-masing siswa dimulai dari hasilnya diberikan kepada kelompok dan individu;
4. Interpersonal dan small group skill, kelompok-kelompok tidak dapat berfungsi secara efektif apabila para siswa tidak memiliki dan menggunakan keterampilan-keterampilan social yang dibutuhkan; 
5. Group processing, kelompok-kelompok membutuhkan waktu yang khusus untuk mendiskusikan seberapa bagus mereka mencapai tujuan mereka dan memlihara hubungan-hubungan kerja yang efektif di kalangan anggota.

Melalui model pembelajaran parsipatorik siswa belajar sambil melakukan (learning by doing), salah satu bentuk melakukan adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Untuk menerapkan model pembelajaran PAIKEM guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Adapun cirri-ciri guru yang reatif diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar;
2. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa;
3. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa;
4. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan.

Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apapun materi pelajaran apabila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan pelajaran tersebut akan mudah untuk dipahami(joyful learning). Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan, pertama dengan menata ruangan yang apik dan menarik yaitu yang memenuhi unsure kesehatan, misalnya dengan pengaturan cahaya, ventilasi dan sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi yaitu dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan guru yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan model PAIKEM adalah guru harus memahami sifat dan karakter yang dimiliki peserta didik, mengenal perbedaan individual, memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan membedakan antara aktivitas fisik dan aktivitas mental.

No comments:

Post a Comment